Saturday, December 27, 2014

Penulisan referensi pada tulisan ilmiah

I am in the middle of checking students' assignments and thesis and found same mistakes again and again....it's about referencing...

Oke...sekarang saya mau bicara ttg referensi dan daftar pustaka pada penulisan ilmiah. Mungkin beberapa diantara kalian masih belum paham mengapa hal ini selalu dipersoalkan oleh saya (khususnya) dan ga ngerti apa sih pentingnya...kenapa kita harus rempong dengan hal seperti ini. Well...tulisan ini agak serius dan cenderung berat..so, take your time and please pahami dan resapi maknanya...(halah...hehehe).

Begini, sebenarnya sebelumnya kalian harus tahu dulu fungsi dan referensi itu sebenarnya untuk apa sih? (Ayo...baca lagi buku petunjuk APA nya). Tapi salah dua dan tiganya adalah supaya menghindari plagiarisme dan jika seseorang ingin merujuk pada tulisan kita, mereka bisa mengakses daftar pustaka dan mencari rujukan tersebut. Kalau rujukannya dari buku hardcopy, well..kalau bukunya bisa diakses adalah hal yang sangat bagus tapi kalau tidak...tidak begitu masalah lah. Tapi kalau kalian memasukkan referensi online dan ternyata setelah ditelusuri tidak bisa diakses oleh orang lain, maka sebenarnya referensi tersebut kurang valid lagi.Hal yang lain adalah, pada penulisan ilmiah, hindarilah mengambil dari blogspot ataupun artikel non-ilmiah apalagi sebenarnya sumber atau referensi untuk hal tersebut sangat banyak bisa dari buku ataupun artikel dari jurnal yang peer-review.

Saya tidak akan banyak berbicara teori ttg referensi dan bagaimana cara penulisannya, karena itu akan sangat panjang dan membosankan dan kalian bisa dapat secara online (kecuali kalau kalian malas mencarinya, I'll give you one of the link that you can use later on). Tapi satu kesalahan yang paling sering terjadi dan dilakukan oleh mahasiswa adalah, apa yang mereka tuliskan dalam in-text reference atau yang mereka tulis dalam bab tulisan mereka adalah tidak terdapat dalam daftar pustaka.

Saya jadi bertanya tanya sendiri, apakah memang mereka tidak mengerti atau masa bodoh? Karena pun hal ini juga saya temukan pada tugas makalah mahasiswa yang sudah saya berikan mata kuliahnya dan menjelaskan dengan berbusa busa dan berapi api dalam kelas. Saya jadi kembali bertanya, apa cara saya menjelaskan yang salah? Apa dan dimana letak kesalahannya? Mengapa kejadian ini terjadi lagi dan lagi dan lagi. 

Terus terang saya sempat dilema, karena sepertinya kok saya sendiri yang gusar mengenai hal ini, ada beberapa dosen yang lain yang masa bodoh atau tidak memeriksa secara detal atau malah tidak membahas hal ini pada saat mahasiswa bimbingan ataupun ujian. Kok saya jadi seperti repot sendiri mengenai hal ini. Tapi walaupun sedapat mungkin saya mencoba untuk mengabaikan dan tidak memperhatikan hal ini pada saat saya memeriksa skripsi, thesis ataupun makalah lainnya, mata saya akan otomatis akan melihat ke sana. Akhirnya saya memerlukan waktu yang lebih untuk memeriksa pekerjaan mereka dan hal ini terus terang sangat melelahkan. Seandainya saya bisa masa bodoh, tapi saya tidak bisa..Saya akan terus menscanning referensi tersebut.

Saya pikir, mungkin karena selama saya sekolah post graduate, saya terbiasa dengan hal tersebut. Di sekolah saya, hal ini menjadi sangat penting dan semua orang harus patuh dengan cara penulisan yang sudah ditentukan oleh sekolah tersebut. Pembimbing saya pasti akan melihat ke referensi yang saya pakai dan tuliskan dalam daftar pustaka. Mungkin karena saya terbiasa dan hal ini sudah seakan tertanam dalam otak dan hati saya, sehingga saya tidak punya kemampuan untuk mengabaikan hal tersebut pada saat membaca tugas mahasiswa (nasib....)

Well...ini beberapa tips yang bisa dipakai supaya apa yang anda tulis dalam in-text reference ada pasangannya dalam daftar pustaka anda (dan memang harus ada pasangannya).
1. Sebelum menulis, catat semua buku/artikel/website yang anda gunakan sebagai sumber rujukan dengan selengkap-lengkapnya
2. Gunakan reference manager, mis. Endnote (berbayar) atau mendeley (free) atau bisa menggunakan aplikasi dari MS. Word juga. Dengan menggunakan tools ini, dijamin apa yang anda tuliskan dalam in-text reference akan muncul otomatis pada daftar pustaka anda. Tapi ingat, jangan mengandalkan semuanya pada tools tersebut, karena ada beberapa poin yang mungkin harus anda edit sendiri. Untuk ini anda harus pelajari baik-baik cara kerja dari alat-alat tersebut.
3. Kalau anda terlalu malas untuk menggunakan reference manager, bisa juga secara manual. Untuk skripsi S1 masih ok lah menulis secara manual karena paling daftar pustakanya juga sekitar 20-30 buah. Tapi untuk level thesis mungkin sebaiknya menggunakan reference manager tersebut karena dapus nya juga lebih banyak, apalagi level S3. Nah, seandainya anda menggunakan secara manual, tolong...tolong banget nih, cek dan ricek lagi, apakah semua sumber rujukan yang anda gunakan di kalimat dan paragraf anda memiliki pasangan di daftar pustaka anda. Kalau tidak, segera lengkapi.

Well...since my baby is already calling me...I must stop...tapi saya sangat berharap... my biggest wishlist for 2015, semua mahasiswa PSIK dan PSMIK sudah bisa menulis sumber rujukan dengan baik dan benar sehingga saya tidak mengalami stroke ringan lagi karena ngomel-ngomel dan geregetan sendiri. Please help me to make my wish come true...

PS. Sumber rujukan untuk penulisan APA bagi mahasiswa PSIK dan PSMIK FK UH bisa di unduh di sini:


Kapuas Utara, Bukit Baruga
27 Desember 2015
Have a nice weekend and Happy New Year 2015